Senin, 30 Agustus 2010

KRITIK IBLIS terhadap ALLAH >> m iman taufiqurrahman

Iblis itu percaya adanya Allah SWT, bahkan percaya bahwa keinginannya hanya berlaku jika Allah mengijinkan –dengan qudrat dan iradatnya-. Oleh karena itu saat Iblis Laknatullah itu bermaksud mengganggu manusia, dia minta ijin kepada Allah. Termasuk ketika Iblis ingin umurnya panjang hingga hari akhir, iapun memohon (berdu’a) kepada Allah SWT.
Tetapi “kepercayaannya KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA” itu, tidak menghalangi vonis Allah bahwa Iblis adalah Kafir. Apa sebabnya?. Karena Iblis menolak perintah ‘sujud’ kepada Adam. Iblis berani mengkritisi putusan Allah dengan pernyataan ‘yang menurutnya rasional’ : “Saya lebih baik daripada Adam, Saya diciptakan dari api sementara Adam dari tanah”.Kekritisan IBLIS adalah kritis yang kurang ajar, sebab mengkritik putusan mutlak dari Pemilik Kesempurnaan. Sikap kritis yang tidak tidak pada tempatnya inilah yang sering kita lihat dari kaum yang menganut paham LIBERALISME. Begitupula kejadiannya, nampak dari para pembela DEMOKRASI, sebagai wujud ‘jelmaan’ LIBERALISME. Demokrasi adalah bentuk kritik kepada Allah. Dalihnya: “Demokrasi lebih baik daripada ketentuan Allah”.

Seorang mukmin adalah orang yang PERCAYA KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA, DENGAN KEPERCAYAAN PENUH, TIDAK DISERTAI SEDIKITPUN KERAGUAN. Firman Allah: “SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN HANYALAH ORANG-ORANG YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DANRASUL-NYA KEMUDIAN MEREKA TIDAK RAGU-RAGU DAN MEREKA BERJIHAD DENGAN HARTA DAN JIWA MEREKA PADA JALAN ALLAH, MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG BENAR.”(QS 49:15)


Seorang Mukmin dengan modal percaya penuhnya kepada Allah, menumbuhkan jiwa yang PASRAH SUMERAH MENERIMA SEGALA KETENTUAN ALLAH TANPA SEDIKITPUN KRITIKAN. Firman Allah SWT: “MAKA DEMI RABBMU, MEREKA (PADA HAKEKATNYA) TIDAK BERIMAN HINGGA MEREKA MENJADIKAN KAMU HAKIM DALAM PERKARA YANG MEREKA PERSELISIHKAN, KEMUDIAN MEREKA TIDAK MERASA KEBERATAN DALAM HATI MEREKA TERHADAP PUTUSAN YANG KAMU BERIKAN, DAN MEREKA MENERIMA DENGAN SEPENUHNYA”(QS 4:65)

Seorang Mukmin pada akhirnya hanya mau menerima ketentuan dan putusan Allah dan RasulNya, TIDAK SEKALI-KALI BERKEINGINAN UNTUK MENCARI ALTERNATIF LAIN. Firman Allah: “DAN TIDAKKAH PATUT BAGI LAKI-LAKI YANG MUMIN DAN TIDAK (PULA) BAGI PEREMPUAN YANG MUMIN, APABILA ALLAH DAN RASUL-NYA TELAH MENETAPKAN SUATU KETETAPAN, AKAN ADA BAGI MEREKA PILIHAN (YANG LAIN) TENTANG URUSAN MEREKA. DAN BARANGSIAPA MENDURHAKAI ALLAH DAN RASUL-NYA MAKA SUNGGUHLAH DIA TELAH SESAT, SESAT YANG NYATA” (QS 33:36)

1 komentar: