Senin, 31 Januari 2011

RASUL PEMBEBAS RAKYAT TERTINDAS oleh: m iman taufiqurrahman


“Kaum Musa berkata: "Kami Telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu” (QS Al-A’raf (7) ayat 129)


Bani Israel pada masa Ramses II (Fir'aun) benar-benar hidup dibawah penjajahan dan pemerasan. Kemiskinan, kebodohan, ketidak amanan, kelaparan dan pembunuhan menjadi berita sehari-hari yang menarik para jurnalis. 

Bani Israel dihisap darahnya dan diperas keringatnya tanpa penghargaan kemanusiaan dari Penguasa TIRANIK (THAGUTH) FIR'AUN. Qur'an menyebutkan bahwa Fir'aun telah bertindak amat dzalim dan bengis, menjadikan Bani Israel berpecah belah dan bahkan sampai menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka (QS 28/ 4)

Keadaan itu berlangsung terus, hingga Allah SWT memberikan KARUNIA-NYA kepada kaum Mustadzafien (tertindas) dengan mengutus Musa AS sebagai Imam (Pemimpin) rakyat tertindas agar terbebas dari segala bentuk penindasan manusia oleh manusia (QS 28/5)

Pemimpin yang membawa Bani Israel sebagai rakyat tertindas pada perjuangan untuk KEMERDEKAAN BANGSA, KEMERDEKAAN UMMAT bahkan hingga KEMERDEKAAN SEJATI. Kemerdekaan inilah yang sangat dikuatirkan oleh Fir'aun dan para elit penguasa Mesir saat itu (QS 28/6)  

Bangkit Pemuda Musa yang tercerahkan oleh hikmah dan ilmu (QS 28 / 14) yang tampil menonjok kekuasaan Fir'aun yang terkenal kuat. Walau demikian Musa muda mesti keluar Mesir (28/20-21) karena buron (28/ 18-19) ketika membantu seorang pemuda Bani Israel (samiri) dari kelaliman aparat kerajaan Fir'aun (Fatun) (QS 28 / 15).

Musa pergi (kabur) ke Madyan dan berguru kepada Nabi Syuaib selama 10 tahun (28/20-28). Setelah itu Musa comeback ke Mesir dengan satu misi "Membebaskan bani Israel dari penjajahan Fir'aun" dengan mengibarkan panji TAUHID(28/29-32). Musa dibekali Allah dengan wahyu / Huda (QS 28/37) dan juga Sulthan (kekuasaan) (QS 28/35) .

Mualailah Musa AS berdakwah kepada Fir'aun,  terjadilah perdebatan sengit antara Musa AS dengan Fir'aun. Perdebatan yang menjadi headline media masa,  walaupun akhir dari perdebatan itu adalah ancaman Fir'aun untuk memenjarakan Musa (QS 26/18-31). 

 Ancaman untuk mengkerangkeng kebebasan berdakwah. Agar Musa AS tidak menyebarkan ide-ide perubahan dan perlawanan terhadap PENJAJAH FIR'AUN. Ancaman / teror penguasa karena tidak sanggup melawan wacana perubahan yang di usung oleh Musa As dan Harun AS.

Musa As juga harus menghadapi Tukang Sihir, yang kala itu adalah para penasehat kerajaan. Musa AS mengalahkan mereka dengan mukjizat (QS 26/32-51). 

Kekalahan tukang sihir Fir'aun tidak menyebabkan ia Taslim (takluk) kepada Musa AS. Sebaliknya Fir'aun menebar teror lebih serius untuk memotong tangan dan kaki siapapun yang mengikuti Musa AS tanpa izin (legalitas) darinya (QS 26/50).

Fir'aun kalap, dan Undang-undang yang dulu pernah di buatnya kini dieefektifkan kembali yaitu "BUNUH" setiap bayi laki-laki dari bani Israel dan hidupkan bayi perempuan mereka (QS 7/127). Aturan ini dulu berlaku ketika Musa masih bayi kini setelah Musa dewasa dan dipandang berpotensi melawan maka undang-undang ini dieefektifkan kembali.

Bayi laki-laki kali ini adalah istilah bagi segala potensi perlawanan, karena di ayat berikutnya (QS 7/128), dikisahkan seorang laki-laki dewasa yang menyembunyikan keimanannya terus berdakwah sir di Mesir. Menyembunyikan keimanannya karena takut ancaman bunuh walaupun secara biologis ia bukan "bayi". 

dalam kisah lainnya justru yang dieksekusi oleh Fir'aun adalah st Masitoh. Seorang Wanita Dewasa yang bekerja di istana Fir'aun. Siti masitoh di hukum mati oleh Fir'aun karena jati dirinyua sebagai pengikut musa terbongkar. Bagi Fir'aun, "Masitoh" adalah "bayi laki laki" karena berpotensi melawan. 

 Sebaliknya Qarun, seorang laki-laki dewasa Bani Israel malah dibiarkan hidup. Qarun dibiarkan hidup karena Qarun berdaptasi dengan kekuasaan dzalim Fir'aun, menjilat dan menyokong Fir'aun. bagi Fir'aun Qarun adalah "bayi perempuan", karena simbol penerimaan terhadap kekuasaannya.

Ancaman / teror negara kepada Musa AS (40/26),  malah dibalas Musa dengan memproklamirkan kerajaan (negara) Islam secara terang-terangan (dakwah jahr)(QS 40/29).
Dengan kekuasaannya, Fir'aun mengendalikan opini publik dengan melakukan pembunuhan karakter Musa AS (QS Zukhruf 51-54). Musa di propagandakan sebagai orang gila, pemecah belah bangsa, perusak, pemberontak, sesat, teroris, miskin, haus kekuasaan dan lain-lain.

Menghadapi itu, Musa As tetap istiqomah dan terus berdakwah sebagai anti propaganda penguasa. Dan Musa juga berdo'a: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan {manusia} dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat seksaan yang pedih." 89~ Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sesekali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui." { Yunus : 88 sehingga 89 }

 Perang antara Musa AS dengan Fir'aun terus berlanjut. Propaganda hitam penguasa dzalim terhadap aktor aktor risalah tidak berhenti, pendekatan persuassif yang dipimpin Bal'am Bin Baurah terus digalang, Tindakan repressif intimidasi juga terus berlaku. 

Allah kemudian menimpakan berbagai bencana sebagai adzab. Kemarau yang berkepanjangan yang menyebabkan Mesir mengalami krisis pangan (QS 7/131). Sementara itu, Media Masa penguasa terus mempropagandakan bahwa kesialan ini karena ulah Nabi Musa dan para pengikutnya (QS 7/132-133). Para pengikut Risalah ditangkap sebagai tersangka teroris. 

 Sampai Allah mengadzab mereka dengan taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas  (QS 7/134). Akhirnya mereka mati kutu dan membuat deal politik untuk membebaskan Musa dan pengikutnya dari kerangkeng penjara dan membiarkan Musa AS dan para pengikutnya pergi asal Musa ikut membantu menyelesaikan krisis nasional dan berdo'a kepada Allah agar dihilangkannya adzab (QS 7/134-135)

 Maka mulailah Nabiyullah Musa dan para pengikutnya hijrah menuju PALESTINA. Ternyata Fir'aun memang PEMBOHONG. Bukannya Musa As dan pengikutnya dibiarkan pergi tetapi diburu dengan mengerahkan angkatan perang dengan jumlah besar. sampai Musa As tertahan dalam pelariannya ditepi laut merah. 

 Berkatalah salah seorang dari sahabat Nabi Musa, bernama Yusha' bin Nun: "Wahai Musa, ke mana kami harus pergi?" Musuh berada di belakang kami sedang mengejar dan laut berada di depan kami yang tidak dapat dilintasi tanpa sampan. Apa yang harus kami perbuat untuk menyelamatkan diri dari kejaran Fir'aun dan kaumnya?"

Nabi Musa menjawab: "Janganlah kamu khuatir dan cemas, perjalanan kami telah diperintahkan oleh Allah kepadaku, dan Dialah yang akan memberi jalan keluar serta menyelamatkan kami dari cengkaman musuh yang zalim itu."

Situasi benar benar mencekam penuh ketakutan, sebagian dari pengikut Musa AS yang takut mati membelot dan mendukung Fir'aun.  Disinilah KEIMANAN benar benar diuji. Disini FURQAN benar benar JAHR (nyata).

Mulailah angkatan perang kerajaan Fir'aun menyerbu Pasukan Musa AS. 
Mukjizat, pertolongan Allah turun. Laut terbelah dua menjadi jalan bagi pasukan Musa AS untuk menyebrang ketepian pantai disebrangnya. Fir'aun memerintahkan pasukannya terus menyerbu dan memburu pasukan Musa AS dengan melintasi laut yang telah terbelah. Tetapi saat pasukan Musa berhasil sampai ke tepian pantai sebrangnya dan ketika Fir'aun dan tentaranya ada ditengah jalan tersebut, maka laut menyatu kembali dan Fir'aun beserta seluruh kroni dan tentaranya habis mampus tenggelam (QS 20/77-79, 26/ 60-68, 10/90-92). TERBEBASLAH BANI ISRAEL dri Cengkraman penjajahan Kerajaan Fir'aun. 

-  -   -   -   -   -

Sungguh Rasul diutus untuk membebaskan manusia dari penguasa dan masyarakat yang dzalim (29/31, 28/58-59, 17/16) dan sungguh masyarakat terus menerus ada dalam ketertindasan (didzalimi) jika tidak mau menerima dakwah Tauhid yang digemakan para Rasul (4/76). Disinilah tujuan Allah mengutus Rasul sebagai RAHMATAN LIL AALAMIN (QS 21/107)

http://www.facebook.com/topic.php?topic=17753&uid=157290971865#!/notes/muhammad-iman-taufiqurrahman/rasul-pembebas-rakyat-tertindas-oleh-m-iman-taufiqurrahman/10150096333129253
Read More »»»

Rabu, 26 Januari 2011

Meraih RIDHA ALLAH (MARDHATILLAH) oleh M Iman Taufiqurrahman

MERAIH RIDHA ALLAH

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia 
ada orang yang mengorbankan dirinya 
karena mencari keridhaan Allah; 
dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” 
(QS Al-Baqarah 2/207)

Ridha Allah adalah puncak dari CITA-CITA seorang Hamba Allah SWT. Seorang Hamba Allah akan mengorbankan apa saja agar dapat diridhai Allah. 

Dalam kisah Hijrah ke Thaif. Rasulullah SAW dan Zaid Bin Haritsah di usir dan dilempari batu oleh penduduk thaif, sambil terus dikata katai seperti mengusir orang gila yang busuk. Padahal besar harapan Rasulullah SAW, Thaif menjadi tempat yang kondusif setelah di Makkah beliau dan para pengikutnya disiksa, dibui bahkan ada yang dibunuh (8/30). 

Rasulullah SAW kembali ke Makkah dengan hati yang pedih karena dihina dan tubuh penuh luka akibat lemparan batu para penduduk THAIF. Di tengah perjalanan sambil menikmati perih dan lukanya beliau berteduh , dirindangnya pohon anggur, sekedar melepas rasa lelah. 

Pada saat itulah beliau berdo’a: "Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! KEPADA SIAPA DIRIKU HENDAK ENGKAU SERAHKAN? KEPADA ORANG JAUH YANG BERWAJAH SURAM TERHADAPKU, ATAUKAH KEPADA MUSUH YANG AKAN MENGUASAI DIRIKU ? JIKA ENGKAU TIDAK MURKA KEPADAKU, MAKA SEMUA ITU TAK KUHIRAUKAN, KARENA SUNGGUH BESAR NIKMAT YANG TELAH ENGKAU LIMPAHKAN KEPADAKU. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.“

Walau belum terhempas perih dihati dan sakit ditubuhnya karena cacian, pukulan dan lemparan batu orang Thaif beliau mengadu kepada Rabb-Nya: “KEPADA SIAPA DIRIKU HENDAK ENGKAU SERAHKAN? KEPADA ORANG JAUH YANG BERWAJAH SURAM TERHADAPKU, ATAUKAH KEPADA MUSUH YANG AKAN MENGUASAI DIRIKU ? JIKA ENGKAU TIDAK MURKA KEPADAKU, MAKA SEMUA ITU TAK KUHIRAUKAN, KARENA SUNGGUH BESAR NIKMAT YANG TELAH ENGKAU LIMPAHKAN KEPADAKU.” 

Tak mengapa tubuh ini dipuku, dilempari batu diteror, dicaci maki asal ENGKAU TIDAK MARAH KEPADAKU asal ALLAH RIDHA KEPADAKU. Tak mengapa manusia seluruhnya diplanet bumi ini membenci kepadaku asal Engkau Tetap Ridha kepadaku. Bahkan setelah aku diteror hendak KAU lempar aku ke siapa lagi, kepada musuh yang lebih kejam?, aku Ridha asal satu saja ENGKAU TIDAK MARAH KEPADAKU.

Inilah manusia yang telah menetapkan pilihannya (syahadah) untuk memilih Allah dan menjadikan keridhaanNya sebagai PUNCAK CITA CITANYA YANG MULIA. Tidak peduli penilaian manusia yang penting Allah Ridha, tak peduli reaksi manusia yang penting Allah Ridha.

Seluruh langkah kakinya selalu diukur dengan orientasi yang jelas yaitu APAKAH ALLAH RIDHA dengan apa yang akan saya lakukan?. Karena dalam KERIDHAANNYA ada Kasih SayangNya ada PemberianNya, ada PerlindunganNya ada kelezatan ruhani dan fisik yang nyata.

Orientasi Ridha Allah adalah kongkrit, jelas, tidak abstrak, karena Allah telah menetapkan ukuran dengan sejelas jelasnya. 

Ridha Allah didunia adalah “TEGAKNYA DINUL ISLAM” (5/3)  dalam wujud KHILAFAH ISLAM (24/55) dan di akhirat adalah JANNAH ALIYAH (surga) (69/21-22). Maka demi meraih FATAH (TEGAKNYA KHILAFAH) dan demi meraih FALAH (SURGA) setiap manusia mukmin akan bekerja keras, banting tulang bahkan berkorban baik harta maupun jiwanya.
Read More »»»