Rabu, 28 Juli 2010

Hati dan Serangan Setan ~ by m iman taufiqurrahman

"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Ikhwani wa Akhwati ….hafidzakumullah
Hati dalam diri manusia menjadi raja (pemimpin), sementara, seluruh anggota badan lainya ibarat pasukan yang berada dibawah kendali dan instruksi sang Raja : “HATI”. Oleh karenanya dapatlah dipahami: “jika hati itu jelek maka akan jeleklah amalnya, sebaliknya, jika hati itu baik maka akan baiklah amal seseorang”, semua tergantung hatinya.

Hati dalam diri manusia dilapisi benteng yang kuat yaitu “shudur”, tak ada makhluq [selain dirinya] yang sanggup menembus hati [qalbu]. Serangan dan rayuan syetan hanya sanggup menggedor “shudur” manusia (yuwaswisu fi shuduurin naas/ QS 114: 5).

Ibarat kamar, Syetan hanya sanggup menakut nakuti [3:173, 9:13], mengajak [58:19], merayu [15:19], membuat janji-janji [14:22], dan membisikan kejahatan [114:5] kepada manusia diluar dinding kamar / Fi Shuduur. Semua tipuan dan rayuan syetan itu hanyalah suara nyaring diluar kamar. Tetapi, semua tergantung sang penghuni kamar (yaitu hati), apakah ia mau terayu dan terbujuk syetan atau tidak?.


Syetan, tak pernah sanggup memaksa manusia untuk berbuat jahat, karena syetan hanya sanggup berteriak diluar kamar / fi shuduur. Oleh karena itu jika manusia sibuk dengan keTaqwaan dan senantiasa sabar (menahan diri) untuk tidak terbujuk syetan [3:120], maka “tipudaya” syetan itu adalah lemah [4:76].

Para pemimpin Jahiliyyah dan pengikutnya di yaumul akhir saling berlepas diri, karena para pemimpin jahiliyyah tidak pernah memaksa [2:166-167], keputusan untuk mengikuti Thagut adalah keputusan hatinya sendiri . Karena keputusan sendiri, maka mereka tidak bisa menuntut tanggung jawab kepada para pemimpin mereka, yang ada hanya umpatan dan lontaran penyesalan kepada pemimpin mereka [10:88, 33:67].

Allah berfirman: Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk kemudian diantara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: Ya Rabb kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka. Allah berfirman: Masing-masing mendapat (siksaan), yang berlipat ganda akan tetapi kamu tidak mengetahui. (QS. 7:38)

Didalam neraka terjadi perbantah-bantahan antara manusia dengan syetan. Manusia merasa ia bersalah / berdosa karena ajakan syetan. Sementara syetan menyatakan : “saya hanya mengajak, tidak menarik / memaksa; hatimulah yang menentukan, mau ikut seruanku atau tidak?”. Syetan mengaku menyesatkan manusia, tetapi untuk tersesat atau tidak hati manusialah yang menentukan. Oleh karena itu syetan berlepas diri dari manusia yg telah disesatkannya itu [28:63].

Oleh karena itu, baik dan buruknya manusia tergantung hatinya, atau karena hatinya, bukan karena syetan. Syetan hanya membujuk, keputusan “ya” atau “tidak” terhadap bujukannya adalah keputusan hatinya sendiri.

Ikhwani wa Akhwati ….rahimakumullah

Syetan ada dua: [1] golongan manusia, [2] golongan jin.
Memang syetan dari golongan manusia ini bisa memenjarakan, mengusir bahkan membunuh manusia yang bertaqwa [8:30]. Tetapi siksaan mereka hanya sebatas fisik, dan ajakan mereka sebatas “shudur” (dada manusia).

Ayah dan Ibunya Amr Bin Yasir dibunuh dengan sadis oleh kafirin Bani Makhdum.
Giliran amr Bin Yasir, ia disiksa dan dipaksa murtad. Air, api, cemeti, tonjokan telah banyak mewarnai hari-hari amr bin Yasir. Sehingga pada suatu saat ia berucap “murtad”. Apakah Amr Bin Yasir telah Murtad???

Ternyata tidak, amr Bin Yasir hanya bersiasat (menipu kaum kafir) dengan ucapan murtadnya. Bersiasat agar ia lepas dari siksaan Kaum kafirin dan kembali bebas berjuang menegakan Islam bersama Rasulullah.

Siksaan syetan manusia pada Amr Bin Yasir hanya mengenai tubuhnya dan bujukannya hanya mencapai dadanya (shuduur). Hatinya tetap tentram dalam keimanan [16:106]. Ucapannya adalah terpaksa, darurat, dan hanya menipu kaum Kafiriin.

Ikhwani wa Akhwati ….Radhiyakumullah
Hanya Allah yang sanggup membolak-balikan hati manusia, oleh karena itu; peliharalah hati dengan keimanan dan berdoalah kepada Allah agar ditetapkan dalam hati kita dalam Diin Allah.

--------------------------
-----------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar