Selasa, 06 Juli 2010

Manusia, Manusia Setan dan Setan Manusia (part 2) ~ by m iman taufiqurrahman

by: M. Iman Taufiqurrahman
KEYAKINAN YANG MENYIMPANG ( I”tiqad Musyawwahah )


Musyawwahah artinya adalah menyimpang atau tidak lurus. Menyimpang disini adalah melenceng dari keyakinan Tauhidy. sehingga yang mencelup keyakinan (hatinya) bukan celupan Allah / Tauhid [2:138], tetapi celupan setan.

Manusia yang keyakinannya berhasil dirusak syetan, maka akan mengalami badai kesyirikan dan pelakunya disebut musyrik (menyekutukan Allah).

Allah SWT mengancam pelaku syirik (musyrikin) dengan ancaman:
~ Tidak akan diampuni dosanya [4:48]
~ Dihapus amal baiknya [39:65]
~ Haram masuk surga [5:72]
~ Tempatnya neraka [5:72]
~ Haram dimintakan ampunan kepada Allah [9:113]
~ Haram berada dalam kepemimpinannya [5:51, 9:23-24]

Syirik itu artinya menduakan, syirik kepada Allah berarti menduakan Allah dalam pengabdian manusia.

Adapun macam-macam kemusyrikan adalah sebagai berikut:
[1] Syirik dalam ke otoritasan Allah

Manusia yang hatinya dikendalikan setan, maka mereka akan berkeyakinan bahwa otoritas tertinggi membuat hukum ada di tangan manusia. Pada intinya mereka (manusia setan) itu su’udzhan (jelek sangka) kepada Allah, mereka memandang bahwa Allah dengan hukumNya tidak sanggup mentertibkan kehidupan manusia, sehingga mereka berani campur tangan dalam membuat hukum. Mereka ikut memerintah (melarang dan memerintah) manusia, padahal mereka tidak ikut menciptakan dan memberi rizki manusia.

Padahal otoritas (kewenangan) tertinggi membuat hukum ada di tangan Allah SWT (QS 12:40, 6:57). Karena Dia-Lah Pencipta dan pemberi rizki manusia.

Adapun manusia setan, memang kurang ajar, mereka berani memberontak pada hak mutlak otoritas Allah dengan cara membuat hukum sendiri (4:60). Si pembuatnya oleh Allah diberi gelar Thaguth (4:60) sementara hukum produknya adalah hukum jahiliyyah (5;50). Adapun yang mengakui, menerima dan atau bahkan mentaatinya disebut penyembah thaguth (5:60).

Atau mereka mencampur adukan hokum Allah ini dengan hukum buatan manusia (2:42), dan inilah kemusyrikan dalam ke otoritasan Allah SWT.



[2] Syirik dalam kedaulatan Allah

Manusia yang hatinya telah dikendalikan setan, maka akan berkeyakinan bahwa kedaulatan itu ditangan manusia, baik ditangan seorang manusia / raja (monarki) atau ditangan manusia kebanyakan (demokrasi). Padahal dunia ini milik Allah dan Allah adalah PEMEGANG KEDAULATAN TERTINGGI atas seluruh makhluqNya. Dialah Al-Malik (penguasa tertinggi) atas seluruh makhluqNya (2:284) dan Dia adalah Maalikin Naas (penguasa manusia) (114:2).

Pemegang kedaulatan tertinggi berarti pemilik kehendak yang mutlak. Apapun yang dikehendakinya mesti terjadi. Dalam system politik yang menganut demokrasi kehendak tertingginya ditangan rakyat. Apapun yang dikehendaki rakyat, maka Negara wajib menjalankannya. Kehendak itu tidak peduli, apakah menentang syari’at atau tidak. Misalnya Allah menyatakan bahwa wanita tidak boleh jadi pemimpin Negara, tetapi dalam system demokrasi wanita bisa jadi pimpinan negara jika rakyat menghendaki. Inilah contoh kemusyrikan dalam kedaulatan Allah.
[3] Syirik dalam ke loyalitasan Allah

Manusia yang hatinya telah dikendalikan setan, maka akan berkeyakinan bahwa ketaatan itu tidak mutlak kepada Allah SWT. Manusia setan bias jadi taat kepada Allah, tetapi juga taat kepada Thaguth. Misalnya ia shalat untuk mentaati aturan Allah, tetapi dalam ekonomi ia malah menerima dan menerapkan hokum KAPITALIS atau SOSIALIS.

Mereka membagi ketaatan. Dalam hal ritual ia taat kepada hokum Allah tetapi dalam ekonomi, politik, social, budaya, pertahanan dan keamanan (IPOLEKSOSBUDMILKAM) ia mentaati hokum yang dibuat oleh manusia. Inilah kemusyrikan dalam keloyalitasan kepada Allah.

Padahal Allah memerintahkan agar beribadah itu adalah dengan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah SWT saja (98:5)

Itulah beberapa contoh kemusyrikan yang merupakan pertanda manusia pelakunya telah dikuasai dan dirusak keyakinannya oleh setan.


Tulisan sambungan dari: MANUSIA , MANUSIA SETAN DAN SETAN MANUSIA (PART 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar