Rabu, 08 Desember 2010

:: OPPORTUNIS :: (sifat munafiq 1) by: M. Iman Taufiqurrahman

[4:141] (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mu'min). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata : "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu ?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata : "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mu'min ?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman

Salah satu sifat kaum munafiqun adalah OPPORTUNIS, yaitu selalu mencari keuntungan dalam suatu kesempatan secara tidak “fair”. Sekaligus, orang yang opportunis, selalu menghindar dari suatu konsekwensi yang merugikan (tidak mau bertanggung jawab).

Kaum munafiq adalah kaum yang Oportunis, mereka selalu mencari-cari kesempatan dalam Islam untuk meraih keuntungan. Keuntungan yang hendak diraih bisa Harta, wanita, Kekuasaan atau popularitas. Dalam waktu yang bersamaan mereka juga mencari-cari alasan atau alibi agar terhindar dari konsekwensi yang merugikan.

***
Sebut saja kisah INDISIPLINER elite pemanah (sniper) pada perang Uhud. Dari 50 pasukan elite pemanah, yang diamanahkan untuk tetap bertahan di puncak uhud, hanya tinggal 10 orang. Mengapa?. Karena ke 40 orang pemanah lainya melihat kemenangan sudah ada di tangan kaum mukminin. Kemudian ia melihat rekan-rekan Mujahid lainya di bawah, sibuk memungut Harta Rampasan Perang (ghanimah). Ke 40 orang tersebut melihat ada kesempatan untuk meraup keuntungan dengan cara ikut memungut barang rampasan perang. Tentu saja gerakan indisipliner tersebut diprovokasi kaum munafiq. Mereka meninggalkan pos pertahanan karena “kurang menguntungkan”.

Pertahanan “puncak Uhud” ditinggalkan 40 orang pemanah, padahal Abdullah Bin Zubair RA sudah memerintahkan mereka untuk tetap bertahan sebagaimana amanah Panglima Perang Uhud yaitu Muhammad Rasulullah SAW.

Akibatnya, musuh islam berhasil menguasai pertahanan kunci dan membunuh 10 syuhada (termasuk Abdullah Bin Zubair). Bahkan drama peperangan Uhud berbalik 180 derajat, Musuh Islam berhasil menghantam pasukan Islam.

Rasulullah SAW mendapat luka berat. Lemparan batu-batu musuh mengenai Nabi SAW. beliau jatuh, dan salah satu dari gigi bagian bawah patah dan bibir bawah juga terluka. Musuh lainnya melukai dahi Beliau. Musuh ketiga memukul Nabi SAW dengan sangat keras dengan pedangnya. Akibatnya dua cincin pengikat helm Nabi SAW menembus ke dalam pipi Beliau. Darah bercucuran dari atas wajah Beliau.

***
Munafiqun Opportunis juga berani merubah ayat-ayat Allah [5:41]. Dirubahnya ayat ayat Allah itu agar sesuai dengan pesan sponsor (penguasa yang dzalim) dan dengan demikian ia meraih sekantung uang perak atau emas dari penguasa [5:42]. Kemudian mereka memutar-mutar lidahnya dan berkata kepada manusia umumnya, bahwa ini adalah berdasar wahyu Allah [2:75-77], padahal bukan berdasar wahyu Allah [3:78]. Mereka adalah para “ulama Suu”, ulama bayaran penguasa yang dzalim (Thaguth).

[3:78] Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) ayat 78)

***
Munafiqun Opportunis berani membelot dari kepemimpinan Rasul dan membocorkan rahasia-rahasia ummat Islam kepada Thaguth / musuh musuh Islam [60:1]. Itu dilakukan karena ada keuntungan duniawi yang akan diraih atau demi menghindar dari kerugian (menjual informasi rahasia Rasul).

***
Munafiq opportunis juga berani menghalalkan segala cara demi meraih keuntungan duniawi, baik meraih harta, tahta, wanita atau popularitas

[53:29] Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. (AN NAJM (BINTANG) ayat 29)


Inilah: OPPORTUNIS sebagai salah satu sifat Munafiq. Semoga kita terhindar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar