by: m iman taufiqurrahman
[4:142] Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
Dalam ayat ini dijelaskan dua sifat munafiq: [1] malas melaksanakan tugas pengabdian dan: [2] riya (ingin dilihat / dipuji) jika melaksanakan tugas pengabdian.
Orang mukmin yang terkenai sifat munafiq ini, tetaplah mukmin (munafiq sifati), tetapi dalam hatinya ada penyakit [2:8-9], seandainya tidak segera diobati maka dia akan menjadi Munafiq Khalishan (munafiq sejati).
Sementara munafiq sejati adalah orang kafir yang sengaja masuk kedalam barisan islam dan merusak islam dari dalam (munafiq Madinah), atau orang kafir secara idiologi, tetapi mengaku muslim (munafiq haulal Madinah), dan menghambat barisan Islam untuk mencapai tujuan sucinya [9:101] yaitu tegaknya Khilafah Islam. Baik Munafiq sifati maupun munafiq Khalishan tetap saja munafiq.
***
Amal yang dikerjakan kaum munafiq hanyalah KAMUFLASE dan alat penipu ummat islam. Kamuflase artinya bahwa amal / pekerjaan orang munafiq semata-mata hanya merupakan penyamaran agar dianggap dan diterima oleh masyarakat muslim lainnya. Mereka mengerjakan suatu amalan bukan karena dasar keyakinan, oleh karena itu mereka malas (kassal) dan seandainya dikerjakanpun dengan syarat dilihat orang lain (riya). “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia”
Dalam ayat ini dijelaskan dua sifat munafiq: [1] malas melaksanakan tugas pengabdian dan: [2] riya (ingin dilihat / dipuji) jika melaksanakan tugas pengabdian.
Orang mukmin yang terkenai sifat munafiq ini, tetaplah mukmin (munafiq sifati), tetapi dalam hatinya ada penyakit [2:8-9], seandainya tidak segera diobati maka dia akan menjadi Munafiq Khalishan (munafiq sejati).
Sementara munafiq sejati adalah orang kafir yang sengaja masuk kedalam barisan islam dan merusak islam dari dalam (munafiq Madinah), atau orang kafir secara idiologi, tetapi mengaku muslim (munafiq haulal Madinah), dan menghambat barisan Islam untuk mencapai tujuan sucinya [9:101] yaitu tegaknya Khilafah Islam. Baik Munafiq sifati maupun munafiq Khalishan tetap saja munafiq.
***
Amal yang dikerjakan kaum munafiq hanyalah KAMUFLASE dan alat penipu ummat islam. Kamuflase artinya bahwa amal / pekerjaan orang munafiq semata-mata hanya merupakan penyamaran agar dianggap dan diterima oleh masyarakat muslim lainnya. Mereka mengerjakan suatu amalan bukan karena dasar keyakinan, oleh karena itu mereka malas (kassal) dan seandainya dikerjakanpun dengan syarat dilihat orang lain (riya). “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia”
Jika mereka diperintah dengan amal yang kurang POPULER mereka malas (KASSAL) tetapi jika diperintah dengan perintah yang akan mengangkat populariutasnya di tengah masyarakat dia kerjakan (riya). Riya itu jika kepada sesame atau bawahan untuk mencari popularitas dan jika kepada pimpinan / Rasul adalah untuk ‘menjilat’.
***
Orang munafiq selalu mencari-cari proyek amal yang akan membuat dirinya menjadi ‘dipandang’ hebat atau pahlawan. Sebab dengan begitu maka ucapannya menjadi mudah didengarkan (baca: mempengaruhi) kaum muslimin. Performance yang hebat dan retorika yang fasih hanya kamuflase saja agar memuluskan agenda tersembunyi-nya yaitu menghancurkan Cahaya Islam, meredam gerakan penegakan khilafah, atau agar gerakan penegakan khilafah berhenti sejenak dan atau terintangi.
[63:4] Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?
***
Seringkali jika tugas pengabdian itu penuh resiko dan tidak ada celah untuk mencari popularitas atau menjilat pimpinan, bukan hanya membuat kaum munafiqun itu MALAS, bahkan TAKUT. Oleh karena itu kerap mereka mengajukan ijin untuk tidak melaksanakan tugas pengabdian tersebut.
[9:45] Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. (SURAT AT TAUBAH (Pengampunan) ayat 45)
***
Adapun orang mukmin sejati maka apapun tugas pengabdiannya baik yang ia suka maupun tidak suka, baik yang bisa mengangkat popularitasnya maupun tidak, baik yang sukar maupun mudah, baik yang menguntungkan maupun merugikan, akan dilaksanakan tanpa kassal (malas) dan tanpa riya (ingin dipuji atau menjilat pimpinan). Tidak akan mundur dan tidak akan meminta ijin untuk tidak menunaikan tugas pengabdiannya.
[9:44] Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. (SURAT AT TAUBAH (Pengampunan) ayat 44)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar