Senin, 30 Agustus 2010

Tuli, Bisu dan Buta (perumpamaan munafiq ~1~) >> m iman taufiqurrahman

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar) (QS Al-Baqarah : 17-18)


Ketika gelap, maka yang dibutuhkan adalah cahaya agar dapat menerangi jalannya sehingga tidak sesat jalan dan sampai tujuan.
Orang munafiq diibaratkan seperti orang yang sedang menjalani hidup dunia ini yang ‘gelap’. Agar perjalanan hidupnya tidak tersesat dan sampai tujuan, maka dibutuhkan “cahaya hidup” sebagai penerang jalan kehidupan. “Cahaya hidup” itu adalah Al-Qur’an.
Hanya saja sikap munafiq terhadap Al-Qur’an adalah salah. Mereka , menjadikan Al-Qur’an bukan sebagai “penerang jalan”, tetapi “penerang diri”. Diibaratkan orang yang menyalakan obor / lilin ditengah kegelapan, tetapi setelah obor / lilin itu nyala ternyata cahaya lilin itu hanya sanggup menerangi dirinya, sementara jalan hidupnya tetaplah gelap (dihilangkan cahayanya). Beda lagi jika yang dinyalakannya senter bateray, maka cahaya senter itu tidak menerangi tubuh tetapi menerangi jalannya.
Gambaran yang tepat akan sifat busuk kaum munafiqin. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai media menuju kesenangan diri (oportunis). Mereka tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai “Hudan” (petunjuk hidupnya) tetapi sebagai komoditas. Mereka tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai dumber hokum dalam idiologi, politik, ekonomi, social budaha dan HANKAM.

Al-Qur’an dijadikan alat untuk meraih harta, tahta bahkan wanita. Bahkan Al-Qur’an dijadikan dalil untuk menjustifikasi aturan / hukum yang mereka bikin sendiri. Hal ini pernah terjadi pada kaum Yahudi dan Nashrani. Mereka mencampakkan Kitab Allah dan membuat Kitab (aturan / hokum sendiri) tetapi kemudian mereka berkata :”ini dari Allah” (QS 2:75-79).

Mereka mengaku mengimani Kitab Allah (Al-Qur’an) tetapi berhukum dengan hokum Thaguth (QS 4:60). Mereka mengaku beriman kepada Al-Qur’an tetapi enggan berjuang menegakan hokum yang berdasarkan Al-qur’an / syari’at Islam (QS 5:68).

MEREKA ITU TULI, BISU DAN BUTA.
Read More »»»

KRITIK IBLIS terhadap ALLAH >> m iman taufiqurrahman

Iblis itu percaya adanya Allah SWT, bahkan percaya bahwa keinginannya hanya berlaku jika Allah mengijinkan –dengan qudrat dan iradatnya-. Oleh karena itu saat Iblis Laknatullah itu bermaksud mengganggu manusia, dia minta ijin kepada Allah. Termasuk ketika Iblis ingin umurnya panjang hingga hari akhir, iapun memohon (berdu’a) kepada Allah SWT.
Tetapi “kepercayaannya KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA” itu, tidak menghalangi vonis Allah bahwa Iblis adalah Kafir. Apa sebabnya?. Karena Iblis menolak perintah ‘sujud’ kepada Adam. Iblis berani mengkritisi putusan Allah dengan pernyataan ‘yang menurutnya rasional’ : “Saya lebih baik daripada Adam, Saya diciptakan dari api sementara Adam dari tanah”.Kekritisan IBLIS adalah kritis yang kurang ajar, sebab mengkritik putusan mutlak dari Pemilik Kesempurnaan. Sikap kritis yang tidak tidak pada tempatnya inilah yang sering kita lihat dari kaum yang menganut paham LIBERALISME. Begitupula kejadiannya, nampak dari para pembela DEMOKRASI, sebagai wujud ‘jelmaan’ LIBERALISME. Demokrasi adalah bentuk kritik kepada Allah. Dalihnya: “Demokrasi lebih baik daripada ketentuan Allah”.

Seorang mukmin adalah orang yang PERCAYA KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA, DENGAN KEPERCAYAAN PENUH, TIDAK DISERTAI SEDIKITPUN KERAGUAN. Firman Allah: “SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN HANYALAH ORANG-ORANG YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DANRASUL-NYA KEMUDIAN MEREKA TIDAK RAGU-RAGU DAN MEREKA BERJIHAD DENGAN HARTA DAN JIWA MEREKA PADA JALAN ALLAH, MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG BENAR.”(QS 49:15)


Seorang Mukmin dengan modal percaya penuhnya kepada Allah, menumbuhkan jiwa yang PASRAH SUMERAH MENERIMA SEGALA KETENTUAN ALLAH TANPA SEDIKITPUN KRITIKAN. Firman Allah SWT: “MAKA DEMI RABBMU, MEREKA (PADA HAKEKATNYA) TIDAK BERIMAN HINGGA MEREKA MENJADIKAN KAMU HAKIM DALAM PERKARA YANG MEREKA PERSELISIHKAN, KEMUDIAN MEREKA TIDAK MERASA KEBERATAN DALAM HATI MEREKA TERHADAP PUTUSAN YANG KAMU BERIKAN, DAN MEREKA MENERIMA DENGAN SEPENUHNYA”(QS 4:65)

Seorang Mukmin pada akhirnya hanya mau menerima ketentuan dan putusan Allah dan RasulNya, TIDAK SEKALI-KALI BERKEINGINAN UNTUK MENCARI ALTERNATIF LAIN. Firman Allah: “DAN TIDAKKAH PATUT BAGI LAKI-LAKI YANG MUMIN DAN TIDAK (PULA) BAGI PEREMPUAN YANG MUMIN, APABILA ALLAH DAN RASUL-NYA TELAH MENETAPKAN SUATU KETETAPAN, AKAN ADA BAGI MEREKA PILIHAN (YANG LAIN) TENTANG URUSAN MEREKA. DAN BARANGSIAPA MENDURHAKAI ALLAH DAN RASUL-NYA MAKA SUNGGUHLAH DIA TELAH SESAT, SESAT YANG NYATA” (QS 33:36)
Read More »»»

Selasa, 24 Agustus 2010

:: MUNAFIQ; infiltrasi musuh Islam :: ~by m iman taufiqurrahman

MUNAFIQ: Secara bahasa berarti “menampakan sesuatu yang bertentangan dengan batinnya”. Adapun menurut Al-Qur’an orang munafiq adalah “orang yang bersyahadat (masuk islam), tetapi syahadat (sumpahnya) itu hanya sebagai tameng agar bisa bebas menghalangi manusia dari jalan Allah atau bebas menghancurkan islam dari dalam” . Sederhananya adalah orang yang pura-pura masuk islam dengan tujuan untuk merusak islam dari dalam [QS 63 : 1-3]

Secara dzahir dia adalah ummat islam karena menyatakan keimanannya dengan lisan (bersyahadat), tetapi hakikatnya adalah tidak beriman alias KAFIR [QS 2:8] “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”. Mereka adalah DURI DALAM DAGING.Mereka memiliki “Hidden agenda” (misi terselubung), yaitu “memadamkan cahaya Allah” (QS 9:32, 61:8).

Adalah musuh ummat islam yang berusaha menginfiltrasi barisan ummat islam. Semacam intelejen musuh yang setelah berhasil menginfiltrasi, mereka melakukan propaganda negative untuk merusak persatuan atau menyebarkan faham-faham sesat didalam masyarakat islam.
------
Dalam lintasan sejarah kita ingat bagaimana kaum munafiqin ini berhasil menghembuskan cerita dusta (haditsul ifki). Cerita dusta bahwa Aisyah RA ‘bermain api’ dengan Shafwan Bin Muathal.

Dengan menggunakan berbagai media mereka berhasil membuat opini public yang secara massif mempercayai cerita tersebut. Rumahtangga Rasulullah menjadi hancur diterpa berita tak sedap itu. Aisyah sakit selama sebulan dan Muhammad SAW perlu menyelidiki kasus inipun sampai sebulan, hingga akhirnya ditemukan kebenaran bahwa Aisyah bersih dari tuduhan mereka. Turunlah QS 24:11-12 yang menyatakan bahwa Aisyah itu bersih dari tuduhan palsu tersebut. Tujuan mereka tentu saja untuk melakukan “caracter assassination” (pembunuhan karakter) terhadap Muhammad sebagai pimpinan tertinggi Negara Islam. Untuk menghancurkan wibawa pimpinan.

Mereka juga berhasil memanaskan suasana ketentraman Ummat Islam Kaum Aus dan Khazraz. Dua kabilah yang pernah bertahun-tahun berperang dan kemudian menjadi damai dibawah panji Islam. Perang mulut kedua kabilah ini terjadi dan hampir saja terjadi perang pedang, namun berhasil kembali di damaikan dan diingatkan dengan QS 3:103-105 oleh Rasulullah SAW. Suasana memanas ini tentu saja dikipas-kipas oleh munafiqin. Tujuan mereka tentu saja untuk merusak persatuan ummat Islam.
------------
Atau melakukan penetrasi dengan prestasi-prestasi yang memukau, tetapi setelah mencapai puncak kedudukannya melakukan kerusakan yang daya rusaknya sangat dahsyat. Firman Allah SWT: “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS 63:4)
--------------
Atau merekam dan mencari rahasia-rahasia ummat islam yang kemudian diserahkan kepada musuh. Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (QS 60:1)”
------
Kepura-puraan kaum munafiqin tiada lain adalah sebagai modus untuk mengelabui ALLAH dan orang-orang yang beriman (QS 2:9), tetapi sebenarnya tidak ada yang berhasil mereka kelabui kecuali diri mereka sendiri. Allah tidak bisa dikelabui karena Allah Maha Tahu, dan orang beriman juga tidak bisa dikelabui karena Allah telah member tahu tentang cirri-ciri mereka, hingga pada akhirnya kedok kemunafiqan mereka bakal terkuak.
Read More »»»

Senin, 23 Agustus 2010

:: PESAN KEMERDEKAAN ANBIYA :: by m iman taufiqurrahman

  Artinya: "Dan[ingatlah], ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlahni'mat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dandijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yangbelum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun di antara umat-umat yanglain". (QS 5/20)

MusaAS sebagai Nabi Revolusioner memperingatkan Ummat Islam Bani Israil akan tigahal yang merupakan keharusan sejarah, sejarah untuk meraih kemerdekaan ummatislam dan meraih mardhatillah.

1.HADIRNYA PARA NABI
2.TERAIHNYA KEMERDEKAAN
3.SEMPURNANYA NIKMAT ALLAH


[1]HADIRNYA PARA NABI
NabiMusa AS mengingatkan Ummatnya akan pentingnya kehadiran para Nabi. Karena paraNabi adalah "pembawa berita besar" (naba'un adzhiem), yaitu berita besarrevolusi. Berita besar revolusi itu adalah kabar paling menggegerkan para elitpolitik di suatu negri.
Seperti proklamasi risalah Nabi Muhammad SAW di bukit shofa (tahun ke-3 Nubuwwah) (QS 7/158), berita besar itu langsung mendapat reaksi  negative dari penguasa NEGARA HIJAZ dengan mengeluarkan pernyataan resmi "TABBA LAKA YA MUHAMMAD" (Celaka engkau wahai Muhammad!). Pernyatan itu dikeluarkan langsung oleh pemimpin tertinggi Negara Hijaz yaitu AbuLahab (QS Al-lahab). Sebuah pernyataan resmi Negara Hijaz yang menyatakan bahwaMuhammad dan pengikutnya adalah Musuh Negara, bahwa gerakan Muhammad adalahin konstitusional dan makar.

Seperti reaksi Rezim Fir'aun terhadap Musa AS yang kemudian mengeluarkan pernyataan resmi kenegaraan "DARUUNI AQTUL MUSA" (Biarkan aku bunuh Musa) (QS 40/26).  Ituterjadi karena Fir'aun ketakutan oleh gerakan perubahan Musa yang langsung melakukan perubahan pada Sistem Hidupnya (Din).  INI semua dimulai dengan Proklamasi oleh N Musa dihadapan kaumnya , yaitu proklamasi "DZAHIRNYA AL-MULKU" (berdirinya kerajaan), yakni kerajaan yang dipimpin Musa AS (QS 40/29)
Setelah"BERITA BESAR" itu dikumandangkan, maka para NAbi itu kemudian "MENGOBARKAN SEMANGATBERPERANG" kepada ummat (QS 8/65). Yaitu Perang untuk menegakan DIN ALLAH (QS 2/193),perang melawan kekuatan Penjajah ummat manusia (QS 20/24). Jadilah para Nabi sebagai tokoh revolusioner yang akan membebaskan manusia dari segala rantai penjajahan yang membelenggu (QS 7/157).

Ummat Islam pasti akan mencapai kemerdekaannya jika mau memuliakannya,menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (AlQur'an) (QS 7/157)

Tentu saja Nabi pada Zamannya kini adalah "WAROTSATUL  ANBIYA"  (pewaris jiwa Anbiya) yaitu ulama. Ulama adalah manusia yang TAKUT KEPADA ALLAH (QS Fathir: 29). Ulamayang hanya takut kepada Allah SWT dan tidak takut kepada manusia.
Ulama pewaris anbiya adalah pembawa berita besar revolusioner dan pengobar semangat ummat untuk bangkit dan berjuang. Seperti Thalut yang mewarisi semangat revolusioner Nabi Syamil, untuk melawan PENJAJAH ZALUTH (QS 2/243).

Adanya 'Nabi zamannya' sebagai penggelora semangat REVOLUSIONER dan adanya ummat yang setia mengikuti jalan terjal perjuangan menuju kemerdekaan adalah prasyarat mutlak teraihnya kemerdekaan (QS 7/157)


[2]TERAIHNYA KEMERDEKAAN

NabiMusa As mengingatkan Ummat Islam Bani Israel bahwa, KEMERDEKAAN itu bukan hanyaterusirnya anasir anasir asing dari suatu negri, tetapi Ummat ISLAM memilikiMULKU "Kerajaan / negri" yang berdaulat kedalam dan keluar.
Dalam QS 24/55 diistilahkan dengan "LAYASTAKHLIFANNAHUM fil ardhi" (pasti mereka berdaulat penuh DI SUATU NEGRI).

NABI MUSA bukan hanya hendak membebaskan Bani Israel dari penjajahan Fir'aun, tetapi terbebasnya Bani Israel dari penjajahan Fir'aun akan dijadikan JEMBATAN EMAS menuju KEMERDEKAAN UMMAT ISLAM, yaitu ummat Islam merdeka berdaulat mengatur negrinya sendiri berdasar (I'tishom) kepada KITAB ALLAH  (QS 3/103).


[3]SEMPURNANYA NIKMAT ALLAH


NABIMUSA AS juga mengingatkan bahwa kesempurnaan Nikmat Allah SWT hanya akan dapatdinikmati jika Ummat Islam Sudah berkuasa (MERDEKA).

Nikmatpasca kemerdekaan itu adalah:

(1) Din (hukum) Islam Tegak ,
(2) Ummat IslamBebas beribadah atau mengaktualisasikan keislamannya tanpa ada yang menghalangi
(3) Dirubahnya rasa takut menjadi aman sentausa, atau lahirlah suatu kondisi "gemahripah repeh rapih, tata tengtrem kerta raharja", suatu kondisi masyarakat yangadil dan makmur dan diridhai Allah (QS 24/55)

Read More »»»

MELURUSKAN KIBLAT by~ m iman taufiqurrahman

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atasorang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS 2 / 183)

QS Al-baqarah ayat 183 ini, adalah landasan hukum bagi pelaksanaan SHAUM. Ayat ini menjadi sangat popular dan familier di bulan Ramadhan, karena shaum wajib sebulan penuh, terjadi pada bulan Ramadhan

Saudaraku!
Ayat ini diawali dengan lafadz panggilan kepada orang yang beriman.ORANG BERIMAN dipanggil / diseru oleh Allah SWT untuk kemudian nantidiberi intruksi yang sangat penting yaitu shaum. KENAPA HARUSDIPANGGIL DULU SEBELUM DIBERI INTRUKSI?.
Saudaraku!

Setiap panggilan (Adat Nida'), memiliki makna "THALABUL IQBAL ANIL MUNADA"  (menuntut kepada yang dipanggil agar MENGHADAPKAN WAJAHNYA kepada yang memanggil).

Redaksi ayat ini mengandung makna yang sangat dalam, karena Panggilan / seruan Allah bagi mukminin benar benar menuntut si mukmin agar MENGHADAPKAN WAJAHNYA KEPADA ALLAH. Setelah si Mukmin menghadapkan wajahnya, barulah diberi "perintah" shaum.

Menghadapkan wajah terpusat kesatu arah berarti LURUS, dan arah yang ditujunya adalah KIBLAT. Ini mengandung makna bahwa INTRUKSI, Perintah atau kewajiban dari Allah SWT hanya akan diberikan kepada ORANG YANG BERIMAN yang telah LURUS ARAH KIBLATNYA.

Allah menyatakan bukanlah Al-BIRRU (pokok kebajikan) orang yang kiblatnya kebarat dan ketimur (QS 2/177), tetapi jadilah seperti paraNabi yang berkata : "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan " (QS 6.79).  Ar-RABB adalah satu-satunya arah KIBLAT HIDUP. Allah yang jadi kiblat mukmin satu-satunya.

Menghadapkan wajahnya kepada Allah yang MAHA GHAIB tentu direalisasikan dengan menghadapkan WAJAH kepada RASULNYA. Karena barangsiapa yang mentaati Rasul berarti ia telah mentaati Allah (QS4/80), dan ketaatan kepada Rasul-Nya adalah atas ijin' Allah SWT (QS4/64).  Oleh karena itu di alam syahadah ini,  maka hadapkanlah wajahmu kepada RASUL !, atau berkiblat kepada RASUL.
KIBLAT berfungsi sebagai TITIK TUJU dan sekaligus sebagai PUSAT KOMANDO, sehingga dengan lurusnya mukmin berkiblat kepada RASUL maka semua mukmin akan seragam (Berbaris) dalam satu KOMANDO RISALAH. Sehingga RASUL dijadikan Kiblat dalam menentukan "benar atau salah", RASUL menjadi barometer bergerak, RASUL menjadi standar untuk menilai "Baik atau Buruk".

AlKITAB (kumpulan Kutiba kutiba) ini hanya akan bisa dijalankan secara murni dan konsekwen oleh orang yang benar benar menjadikan RASUL sebagai KIBLAT HIDUPNYA.

ALKITAB juga mengingatkan kita bahwa meluruskan arah KIBLAT HIDUP kepada RASUL sangatlah berat, Sebab kerap kali, KOMANDO RASUL itu bertentangan dengan "mainstream" pemahaman mayoritas masyarakat. Suatu contoh, misalnya ketika diperintah untuk memindahkan KIBLAT SHALAT, maka para sahabat saat itu sangat berat melakukannya (QS2/143).

Beratnya para sahabat dulu, bukanlah dari membalikan badan yang asalnya ke arah Al-AQSHA kini ke KA'BAH, tetapi mengarah ke KA'BAH itu , saat itu, tidak sesuai dengan tradisi dan juga dengan pandangan para Ulama, Kiyai  AHLI KITAB yang menyatakan bahwa KIBLATNYA AGAMA SAMAWI adalah ke AQSHA. Padahal bagi mereka yang mendapat cucuran HUDA dari RABBnya tidaklah sulit untuk merubah tradisi yang sudah lama diyakininya jika RASUL menuntut perubahan. SEBAB KIBLAT HIDUPNYA RASUL bukan Ulama dan kiyai Ahli Kitab.
Kitab dan buku karya ulama ahli Kitab bagi si mukmin menjadi bahan bacaan atau daftar pustaka bukan sebagai rujukan atau referensi hidup. Apalagi buku karya ORIENTALIS.

Saudaraku!
Tentu saja sepeninggal Nabi Muhammad sudah tertutup turunya wahyu sehingga tugas kerisalahan diemban oleh IMAM, KHILAFAH atu ULIL AMRI (QS 4/59), oleh karena itu semenjak meninggalnya RASUL MUHAMMAD SAW,maka KIBLAT UMMAT harus kepada IMAM atau KHALIFAH setelahnya.
Read More »»»

Sabtu, 14 Agustus 2010

PELIHARALAH AMANAH ALLAH ~by m .iman taufiqurrahman

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS 2/183)

QS Al-baqarah ayat 183 ini adalah landasan hukum pelaksanaan SHAUM. Ayat ini menjadi sangat popular dan familier di bulan Ramadhan , karena shaum wajib sebulan penuh terjadi pada bulan Ramadhan

Saudaraku!
Ayat ini diawali dengan lafadz panggilan kepada orang yang beriman. Karena hanya orang yang beriman yang dipanggil oleh Allah untuk menerima “amanah” Shaum, kenapa?

Saudaraku!
Ada hukum timbal balik antara hamba dengan Allah… jika kamu mencintai Allah, pasti Allah juga mencintai kamu (QS 5/54)… jika kamu ridha kepada Allah, pasti Allah meridhai kamu (QS 89/28)… jika kamu menolong (agama) Allah, pasti Allah menolong kamu (QS 47/7)

Maka bedasarkan hukum timbal balik ini,,, jika kamu PERCAYA kepada Allah, pasti Allah juga akan PERCAYA kepadamu. KEPERCAYAAN kita kepada Allah namanya IMAN, sedangkan KEPERCAYAAN ALLAH kepada kita namanya AMANAH. Jadi HANYA ORANG YANG BERIMAN YANG AKAN DIBERI AMANAH.

Disini, mengandung pengertian bahwa hanya orang yang beriman yang akan sanggup MENJAGA dan MERAWAT setiap amanah Allah. Firman Allah: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman” (QS 23/1) yaitu “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat [yang dipikulnya] dan janjinya” (QS 23/8).

Tidaklah mungkin orang yang BERIMAN mampu mengkhianati Amanah Allah. Jika Allah amanahkan kepada Mukmin itu “SHAUM”, pastilah ia akan menjaga dan merawat shaum itu sebaik-baiknya. Itu semua karena panggilan keimananannya.

Begitupun jika Allah amanahkan kepada mereka DAKWAH, JIHAD, HIJRAH dan lain-lain perintah Allah, niscaya tidaklah mungkin mereka mampu berkhianat.

Jika ia mengaku beriman tetapi “cacat” atau “khianat” terhadap amanah Allah, maka berarti ia telah merusak amanah (kepercayaan) Allah kepadanya.
____________

KUTIBA artinya “diwajibkan”, kewajiban kewajiban dari ALLAH itulah “AMANAH” Allah kepada manusia mukmin, karena tidak ada “KUTIBA” tanpa diawali ALLADZINA AMANU (Orang2 yang beriman)

Adapun kumpulan “Kutiba-kutiba” (kumpulan kewajiban) mukmin itu adalah KITAAB, jadi Al-KITAB itu adalah memuat sekumpulan kewajiban kewajiban bagi orang yang beriman, Kitab (Al-Qur’an) adalah kumpulan AMANAH bagi orang yang beiman.

Firman Allah: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan KITAB kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang KHIANAT” [QS 4:105]

__________

Saudaraku!
KEBODOHAN dan KEDZALIMAN adalah 2 faktor yang mesti diwaspadai oleh mukmin agar terhindar dari PENGKHANATAN terhadap AMANAH ALLAH ini. Firman ALLAH: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS 33/72)

Kebodohan adalah tiadanya ilmu, maka belajar dan berlatihlah agar segenap AMANAH ALLAH tidak kita khianati…

Kedzaliman adalah pengingkaran atas ilmu atau tiadanya kemauan dan kesanggupan menunaikan AMANAH padahal ia telah mengetahui. Maka kuatkan tekad… keraskan kemauan setelah berilmu agar sanggup memikul amanah ini.

LANGIT sebagai lambang keluasan, BUMI sebagai lambang kekokohan, dan GUNUNG sebagai lambang Ketinggian.
Ternyata bukan KELUASAN, KETINGGIAN dan KEKOKOHAN yang sanggup menunaikan AMANAH , tetapi KEIMANAN-lah satu-satunya tenaga kuat yang akan membuat manusia sanggup memikul AMANAH ALLAH.

__________

Seluruh amanah Allah dalam KITAB-NYA tersebut dapatlah kita ringkas dalam satu terminology “IDZHARUDDIN” (menegakan dan memenangkan Din Allah) (QS 48/28, 42/13).

Sebab dengan tegaknya Din, persisnya tegaknya Khilafah (QS 24/55), maka seluruh amanah Allah menjadi tegak dan idzhar.

________
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. [8:27]

:: Seri AYAT SHAUM (QS 2/183)  no 01 ::
Read More »»»

Rabu, 11 Agustus 2010

ALLAH DEKAT: Memohonlah!

Diantara rangkaian ayat-ayat yang menerangkan kewajiban dan teknis shaum Ramadhan (QS 2/183-187), Allah menekankan indahnya berdo'a kepada Allah SWT (QS 2/186)

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ
‌ۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ‌ۖ
فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS 2/186)

ALLAH ITU DEKAT.



Allah itu “dekat”, bahkan DIA lebih dekat daripada urat leher manusia kepada manusia itu sendiri (QS 50/16). DIA menyertai manusia dimanasaja manusia itu berada (QS 57/4).

Kebersamaan Allah dengan manusia dimana saja manusia itu berada dalam dua fungsi:
  1. Untuk mengawasi manusia (QS 89/14), ini adalah kebersamaan Allah yang bersifat umum. Dimana seluruh manusia disertai Allah dengan “ILMU-NYA” untuk dilihat, ditatap dan diawasi. Sehingga tiada tempat sembunyi bagi manusia dari tatapan Allah yang Maha Tahu dan Maha Mengawasi tindak tanduk manusia (58/7)
  2. Untuk memberi dukungan kepada manusia (QS 20/46), ini adalah kebersamaan Allah yang bersifat khusus. Dimana hanya orang-orang beriman dan yang beramal shaleh yang akan didukung dan ditolong Allah (QS 9/40)

“JIKA HAMBAKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG AKU, KATAKANLAH AKU INI DEKAT”... ini adalah kedekatan dan kebersamaan Allah dengan manusia yang beriman dan beramal shaleh, untuk memberi dukungan dan pertolongan kepada mereka. Jadi: “janganlah khawatir … dengan pertolongan Allah... ia akan datang... dengan cepat... tidak terlambat. Karena Dia (Allah) itu dekat”. Jangan ragu akan pertolongan Allah, yakin Allah akan menolong hamba-Nya yang membela Din (agama) Allah (QS 47/10)

AKU KABULKAN 
PERMOHONAN HAMBAKU

Allah itu dekat, dan pasti akan menolong hambaNya yang membela agama Allah asal dia sudi Memohon dan meminta (berdo'a) kepada-Nya. “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku,” (QS 2/186)

Berdo'alah... memohonlah kepada Allah.
Allah Maha tahu kebutuhan diri manusia, tanpa diungkapkan dalam untaian do'a juga Allah sudah tahu, tetapi Allah menyenangi orang yang mau berdo'a kepada-Nya dengan merendahkan diri. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tidak (pernah) berdo'a kepada Allah maka Allah murka kepadaNya ” (HR. Ahmad).

Karena Allah itu dekat maka berdo'alah kepada-Nya dengan rendah diri (thadhorru) dan suara yang lembut (khufyah) [7:55]

Tidak ada do'a yang tidak terijabah, semua do'a pasti terijabah. Berdo'alah dengan keyakinan pasti akan diijabah oleh Allah. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: Jika salah seorang dari kalian berdoa maka janganlah sekali-kali dia berkata, “Ya Allah ampunilah aku jika Engkau kehendaki.” Akan tetapi hendaklah dia memastikan apa yang dia minta dan hendaknya dia memperbesar pengharapannya, karena Allah -Azza wa Jalla- sama sekali tidak pernah menganggap besar sesuatu yang Dia berikan.” (HR. Al-Bukhari no. 6339 dan Muslim no. 2678)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Hanya saja bagaimana bentuk ijabahnya adalah tergantung kehendak Allah Yang Maha Berkehendak dan Maha Kuasa. Rasulullah saw Bersabda: “Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. “ (HR. Ath-Thabrani)

PENUHI PERINTAHKU DENGAN DASAR IMAN

Memenuhi (mengijabah) perintah Allah dengan dasar Iman menjadi syarat mutlak di Ijabahnya Do'a. Jadi tidak ada Do'a yang tidak diijabah oleh Allah asal ia mau berdo'a kepada-Nya dan dipenuhinya syarat Iman dan Taat memenuhi perintah Allah SWT.

Read More »»»

Minggu, 08 Agustus 2010

RAMADHAN: sambut dengan KARYA TERBAIK ~by; m iman taufiqurrahman

Rasulullah SAW berpidato menyambut Ramadhan dengan menyanjung dan memuji ramadhan dengan pujian yang menunjukan kemuliaan bulan ramadhan: “Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan do’a-do’amu diijabah….”

Ramadhan adalah bulan yang diistimewakan Allah sehingga para Rasul dan pahlawan Islam menyambut dan mengisi Ramadhan dengan “KARYA TERBAIK”. Mereka tidak sanggup menikmati lezatnya Ramadhan kecuali dengan mempersembahkan darma bakti terbaiknya.

PERANG BADAR, merupakan karya terbaik, persembahan para hamba Allah yang tunduk tawakkal kepada Allah. Mereka mesti bertempur dengan kekuatan minim (300 prajurit) melawan kekuatan Raksasa Tentara Nasional Hijaz dibawah Pimpinan Jendral Abu Jahal dengan kekuatan penuh sebanyak seribu prajurit. Tepatnya Tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah

Hancurnya masjid Adh-Dhiror, yakni masjid yang didirikan oleh kaum munafiq untuk menghancurkan dan memecah belah kaum muslimin madinah, terjadi pada bulan Ramadhan.

FUTUH MAKKAH. Operasi pembebasan kota Makkah dari cengkraman Penguasa Jahiliyyah Hijaz juga terjadi pada bulan Ramadhan (Tanggal 18 Ramadhan tahun ke-8 Hijrah). Sebuah operasi militer yang mengerahkan sepuluh ribu prajurit yang langsung dibawah komando Rasulullah berhasil membebaskan kota makkah sekaligus memerdekakan Islam di tanah NEGARA HIJAZ.

Shalahudin Al-Ayubi rela kehilangan semua anaknya demi membebaskan kota ASQOLAN yang menjadi pintu masuk ke Al-QUDS.

Bulan Ramadhan tahun ke-91 Hijrah, kaum Muslimin di bawah pimpinan panglima Thariq bin Ziad membuka Andalusia(Spanyol). Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Futuh Andalusia.

Futuh bilaad Al-Ghaal (dibukanya daerah „Ghaal" atau dalam bahasa Perancis pays des Gualles). Jatuhnya daerah Ghaal yang sekarang letaknya di Perancis juga terjadi di bulan Ramadhan. Peristiwa ini terjadi di zaman Islam di Andalusia.

Sungguh siapapun yang membaca sejarah tak akan mampu melupakan karya-karya monumental persembahan para PAHLAWAN ISLAM tersebut.

Wahai saudaraku…
Mari kita sambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan dengan mempersembahkan karya terbaik. YA ALLAH BERIKAN KEPADA HAMBA KEMAMPUAN UNTUK MEMPERSEMBAHKAN KARYA TERBAIK HAMBA KEPADAMU… SINGKIRKAN SEGALA HALANGAN DAN RINTANGAN… MUDAHKAN URUSAN HAMBA… DAN JADIKAN RAMADHAN KALI INI SEBAGAI RAMADHAN YANG MAMPU MENGUNDANG RAHMAT – MAGHFIRAH DAN PEMBEBASAN DARI API NERAKAMU… AMIN
Read More »»»

Kamis, 05 Agustus 2010

Apakah IMAN-mu yang Menjawab ~by; m iman taufiqurrahman


Sudah menjadi rumusan baku bahwa setiap orang yang beriman kepada Allah SWT pasti akan diuji dengan berbagai ujian. Ujian itu akan terus berlangsung hingga teruji dan terbukti mana “Emas” mana “tembaga”. Mana yang “benar-benar beriman” dan mana yang hanya “dusta” saja pernyataan “Imannya”. Ternyata memang banyak yang terhempas diterpa badai musibah, bahkan hingga menghempaskan Iman-nya, dan mulai menikmati penyimpangannya. Tak kuat memegang keimanan disaat-saat penuh krisis dan derita.

[29:2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
[29:3] Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Rupanya mereka yang terhempas dalam kubangan penyimpangan tersebut “Keimanannya” tidak sampai kedalam hati hanya gumpalan teori dari mulutnya saja. Terbukti ketika musibah datang, yang menjawab bukan “Iman” dalam hatinya tapi mulutnya yang pandai bersilat dan berkilah.

[49:14] Orang-orang arab badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (AL HUJURAAT (KAMAR-KAMAR) ayat 14)

Saudaraku!
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 214, Allah SWT akan menguji keimanan seseorang dengan tiga ujian, yaitu:
1. Penderitaan -> (pisik)
2. Kemelaratan -> (ekonomi)
3. Goncangan -> (psikologis)

[2:214] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Secara kausalitas, ketiga derita tadi bisa datang sebagai kesalahan atau kecerobohan diri tetapi bisa juga sebagai rencana atau makar musuh Islam yang hendak memadamkan cahaya Allah SWT.

[8:30] Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

Tetapi berbahagialah saudaraku!, sebab berbagai ujian itu akan menghantarkan kita ke surga-Nya. Itu semua jika kita sanggup menjawab ujian itu dengan keimanan.

Sungguh, jika derita yang datang sebagai wujud ujian dari Allah ini kita jawab dengan "Keimanan", maka hasilnya akan melahirkan mukmin bermental prima yang menyandang "KESABARAN". Sabar itu adalah kekuatan jiwa yang nampak dari tetapnya ia dalam jalan Fisabilillah bderjuang dan berkarya. Tidak menyerah karena kasus, masalah dan segala kenyataan pahit.

[3:146] Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
Tetapi sebaliknya, jika dihadapi bukan dengan Iman, tapi dengan perasaan, maka akan menghempaskan dia di jalan Allah. Merasa beban yang tak kuat ia pikul. Mundur teratur dari barisan hamba Allah yang berjuang demi tegaknya Islam. Patah semangat dan putus asa. Naudzubillah.
Read More »»»

Senin, 02 Agustus 2010

MANUSIA: Abid Allah atau Abid Thaguth by: m iman taufiqurrahman

Manusia adalah makhluq (ciptaan ) Allah SWT [96:1-2], dia ada di dunia bukan atas kehendaknya, tetapi semata-mata kehendak (Iradah) dan kuasa (qudrah) Allah SWT. Asalnya manusia itu “tidak ada”, menjadi “ada” karena diadakan oleh Allah SWT Sang Pencipta [76:1-3].

Karena yang meng-ada-kan (menciptakan) manusia itu adalah Allah, maka yang tahu tujuan dan untuk apa manusia hidup didunia adalah Allah SWT. Sang Pencipta menyatakan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk mengabdi (ibadah) kepada Allah SWT [51:56].

Karena tujuan penciptaan manusia itu adalah agar manusia mengabdi kepada Allah, maka Ibadah menjadi TUGAS HIDUP manusia [15:99].


Manusia tidak diciptakan oleh Allah untuk menjadi orang kaya atau orang miskin, sehingga menjadi kaya bukanlah kemuliaan dan menjadi miskin bukanlah kehinaan. Tetapi bagaimana kaya maupun miskin menjadi sarana (wasilah) pengabdian (ibadah) kepada Allah SWT. Orang kaya bisa mengabdi dengan cara bersyukur, orang miskin bisa mengabdi dengan cara bersabar. Tidak juga diciptakan untuk menjadi orang cantik, orang terkenal, orang yang tinggi kedudukan sosialnya, tetapi diciptakan agar menjadi HAMBA ALLAH TA’ALA saja.

Ibadah secara tekhnis adalah “TAAT”, yaitu taat kepada Allah SWT dengan murni dan konsekwen menjalankan DIN ISLAM [98:5]. Menjadi Hamba Allah berarti menjadi manusia yang taat menjalankan aturan Allah didalam Din Islam.

Manusia yang sadar akan purwadaksinya, akan menjadi Hamba Allah Ta’ala. Tetapi sebagian besar manusia justru tidak menyadari jati dirinya, bukannya menjadi hamba Allah (Abid Allah), malah menjadi Hamba Thaguth (Abid Thaguth)[5:60].

Abid Thaguth adalah manusia yang rela diatur dengan aturan yang diproduk oleh Thaguth [4:60]. Salah satu makna Thaguth adalah PEMBUAT ATURAN / HUKUM yang tidak bersumber kepada wahyu, hukumnya di dinamakan HUKUM JAHILIYYAH [5:50], sementara pembuatnya disebut Thaguth [4:60]. Jadi “menyembah” thaguth bukan berarti ruku dan sujud dihadapan thaguth tetapi dengan cara taat kepada aturan / hukum Jahiliyyah yang diproduk thaguth.

Allah memvonis para penyembah thaguth itu dengan vonisan syirik (menduakan Allah) dan kafir (menolak hokum Allah) [2:256-257], sehingga pelakunya disebut MUSYRIK dan KAFIR.

Berikut ini perbandingan abid Allah dengan abid Thaguth
1. Abid Allah beribadah kepada Allah [1:5], sementara abid thaguth ibadahnya kepada thaguth [5:60]

2. Abid Allah beribadah kepada Allah dengan cara mentaati hokum Allah saja [12:40, 5:50], sementara abid thaguth ibadahnya kepada thaguth dengan cara mentaati hokum jahiliyyah [5:50], yaitu hokum dan perundang undangan yang dibuat thaguth [4:60]

3. Hukum Allah adalah hokum dan perundang undangan yang bersumber dari wahyu Allah SWT [5:48]. Sementara hokum Jahiliyyah produk thaguth adalah hokum yang digali dan bersumber dari: [1] Prasangka, pikiran atau filsafat [10;35-36], [2] Hawa nafsu [25;43], [3] budaya manusia [5:104], atau [4] suara terbanyak / opini public [6:116].

4. Abid Allah akan mendapat busyra (kabar gembira) dari Allah yaitu surga [39:17]. Sementara Abi Thaguth karena musyrik, maka balasanya:
~ Tidak akan diampuni dosanya [4:48]
~ Dihapus amal baiknya [39:65]
~ Haram masuk surga [5:72]
~ Tempatnya neraka [5:72]
~ Haram dimintakan ampunan kepada Allah [9:113]
~ Haram berada dalam kepemimpinannya [5:51, 9:23-24]

...
Read More »»»